UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU EKONOMI
TUGAS B.INDONESIA 2
PENALARAN INDUKTIF
Nama : Yulia Cahyani
NPM : 29213562
Kelas : 3EB22
Jurusan / Jenjang :
Akuntansi / S1
Dosen : Dr. Budi
Santoso, S.E., MM.
Universitas Gunadarma
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan anugerahNya. Sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Makalah ini merupakan
hasil pengumpulan data mengenai “PENALARAN INDUKTIF” sebagaimana yang akan
menjadi acuan pembelajaran dalam bidang studi mata kuliah Bahasa Indonesia 2.
Dalam penyusunan
makalah ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu, yaitu yang terhormat kepada :
- Orang tua kami yang selalu memberikan dukungan baik secara moril maupun materil sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
- Bapak Dr. Budi Santoso, S.E., MM. selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia 2.
Kami menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Latar
belakang
Di dunia ini diciptakan
Manusia dan binatang keduanya memiliki pengetahuan. Pengetahuan ini digunakan
untuk membedakan baik dan buruk, hitam dan putih.. Senantiasa pengetahuan ini
dikembangkan menurut permasalahan hidupnnya. Manusia lain dengan binatang,
binaang menggunakan pengetahuannya hanya untuk bertahan hidup. Binatang
dibekali pengetahuan untuk mengenali predator yang mengintai dirinya dan
mengambil tindakan untuk melindungi diri. Akan tetapi, pengetahuan binatang
tersebut tidak mampu mereka kembangkan. Jadi, pengetahuan binatang hanya digunakan
untuk bertahan hidup.
Ada dua penyebab
manusia mampu mengembangkan pengetahuannya. Pertama ialah karena manusia
memiliki bahasa. Bahasa ini berguna dalam melakukan pengomunikasian informasi
dan jalan pikiran yang melandasi informasi tersebut. Kedua adalah adanya
kemampuan manusia dalam berpikir berdasarkan suatu alur kerangka berpikir
tertentu. Cara berpikir inilah yang disebut dengan penalaran.
Menurut S.
Suriasumantri, penalaran merupakan sebuah proses berpikir dalam menarik suatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan. Jelas sekali bahwa penalaran berkaitan
dengan proses berpikir, bukan dengan merasa. Berpikir adalah kegiatan untuk
memperoleh kebenaran. Proses berpikir yang berbeda mengakibatkan kebenaran
berbeda-beda bagi setiap orang. Kriteria kebenaran terdapat pada setiap jalan
pikiran sekaligus sebagai landasan bagi proses penemuan kebenaran.
Ada 2 jenis penalaran,
dalam kali ini kita hanya membahas tentang penalaran indiktif.
II.
Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar
belakang diatas, maka disimpulkan apa yang dimaksud penalaran indiktif?
III.
Tujuan Penalaran
Untuk mengetahui lebih
mendalam tentang penalaran induktif.
IV.
Pembahasan
1. PENALARAN
INDUKTIF
Secara
garis besar bias dikatakan induksi adalah proses penalaran untuk sampai pada
suatu keputusan, prinsip, atau sikap yang bersifat umum dan khusus,
beradasarkan pengamatan atas hal-hal yang khusus.
Proses
induksi dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :
A. GENERALISASI
Ialah
proses penalaran berdasarkan pengamatan atas jumlah gejala dengan sifat-sifat
tertentu untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala
serupa. Generalisasi dibuktikan dengan data, contoh, statistic dll.
Contoh
:
Orang yang menjadi kader partai
korupsi
Orang yang menjabat sebagai ketua
umum partai korupsi
Generalisasi : Orang yang berkerja
di partai korupsi
Jenis-jenis
generalisasi :
1. Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif
Adalah generalisasi dimana seluruh
fenomena yang menjadi atas dasar penyimpulan yang telah diselidiki.
Contoh: Data survey LSM
2. Generalisasi Dengan Loncatan Induktif
Adalah generalisasi dimana kesimpulan
diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki. Diterapkan juga untuk semua
fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh partai mendapat pendapatan
dari hasil korupsi.
B. ANALOGI
Adalah
suatu proses penalaran membandingkan sifat esensial yang mempunyai persamaan.
Dengan asumsi tersebut diasumsikan ada persamaan pula dalam hal lainya.
Ada
2 macam analogi, yaitu :
- Analogi Induktif
Yaitu analogi yang disusun berdasarkan
persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa
yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi
induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu
kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti
terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.
Contoh analogi induktif :
Timnas Indonesia lolos dalam semifinal
piala asia dengan demikian timnas Indonesia akan masuk piala dunia di tahun
mendatang dengan berlatih setiap hari.
- Analogi Deklaratif
Merupakan metode untuk menjelaskan atau
menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang
sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal
atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui
atau kita percayai.
Contoh analogi deklaratif :
Deklaratif untuk penyelenggaraan negara
yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya.
Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan
sinergitas antara akal dan hati.
C. HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT
Hubungan
sebab akibat diambil dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang
lain, dapatlah kita sampai kepada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu
atau dapat juga kita sampai kepada akibat fakta tersebut.
Penalaran
induksi sebab akibat dibedakan menjadi 3 macam:
- Hubungan sebab – akibat
Dalam hubungan ini dikemukakan terlebih
dahulu hal-hal yang menjadi sebab, kemudian ditarik kesimpulan yang berupa
akibat.
Contoh :
Belajar, berdoa, tekun dan tidak putus
asa adalah hal yang bias membuat kita berada di puncak kesuksesan.
- Hubungan akibat – sebab
Dalam hubungan ini dikemukakan terlebih
dahulu hal-hal yang menjadi akibat, selanjutnya ditarik kesimpulan yang
merupakan sebabnya.
Contoh :
Dewasa marak terjadi tindak criminal di
perkotaan seperti,tingkat stress yang tinggi, tawuran antar wilayah dan bunuh
diri yang disebabkan kenaikan harga bbm sehingga mengalami kesulitan ekonomi.
- Hubungan sebab – akibat 1 – akibat 2
Suatu penyebab dapat menimbulkan
serangkaian akibat. Akibat pertama menjadi sebab hingga menimbulkan akibat
kedua. Akibat kedua menjadi sebab yang menimbulkan akibat ketiga, dan
seterusnya.
Contoh penalaran hubungan sebab – akibat
1 – akibat 2:
Setiap menjelang hari idul fitri arus lalu lintas di
tol sangat ramai. Seminggu sebelum hari H jalanan sudah dipenuhi
kendaraan-kendaraan umum maupun pribadi yang mengangkut penumpang yang akan
pulang ke daerahnya masing-masing. Banyaknya kendaraan tersebut mau tidak mau
mengakibatkan arus lalu lintas menjadi semrawut. Kesemrawutan ini tidak jarang
sering menimbulkan kemacetan di mana-mana. Lebih dari itu bahkan tidak mustahil
kecelakaan menjadi sering terjadi.
V.
KESIMPULAN
Dari berbagai
penjelasan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
Penalaran Induktif
adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang
berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya
disebut Induksi. Dalam penalaran Induktif ini ada 3 jenis penalaran Induktif
yaitu Generalisai, Analogi, dan Hubungan sebab akibat ataupun hubungan
akibat–sebab.
Daftar Pustaka :
- http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/opini/390-penelitian-lembaganya-dan-penalaran-namanya.html
- http://rezaiueomanage.blogspot.com/Reza.Jakarta
- Ambarwati, Sri Bahasa Indonesia untuk SMA / MA kelas X semester genap. Klaten , Jawa Tengah : CV Viva Pakarindo
- http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
- http://robertoxie.wordpress.com/2011/09/28/penalaran-induktif/
- http://www.perkuliahan.com/makalah-kalimat-deduktif-induktif-bahasa-indonesia

Tidak ada komentar:
Posting Komentar