UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU EKONOMI
TUGAS BAHASA INDONESIA 2
KESALAHAN PENALARAN
Nama : Yulia Cahyani
NPM : 29213562
Kelas : 3EB22
Jurusan / Jenjang :
Akuntansi / S1
Dosen : Dr. Budi
Santoso, S.E., MM.
Universitas Gunadarma
2015
Kesalahan Penalaran
Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk
menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu
simpulan.
Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir
utk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan
kesimpulan. Salah nalar lebih dari kesalahan karena gagasan, struktur kalimat,
dan karena dorongan emosi.
Salah nalar ada dua macam
1. Salah nalar induktif, berupa :
- Kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas,
- Kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat,
- Kesalahan analogi.
2. Kesalahan deduktif dapat disebabkan :
- Kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi;
- Kesalahan karena adanya term keempat;
- Kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi; dan
- Kesalahan karena adanya 2 premis negatif.
Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar
dan boleh tidak benar.
Pengertian dan contoh salah nalar :
- Gagasan,
- Pikiran,
- Kepercayaan,
- Simpulan yang salah, keliru, atau cacat.
Dalam ucapan atau tulisan kerap kali kita dapati
pernyataan yang
mengandung kesalahan. Ada kesalahan yang terjadi secara tak
sadar karena kelelahan atau kondisi mental yang kurang menyenangkan, seperti
salah ucap atau salah tulis misalnya.
Ada pula kesalahan yang terjadi karena
ketidaktahuan, disamping kesalahan yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu.
Kesalahan yang kita persoalkan disini adalah kesalahan yang berhubungan dengan
proses penalaran yang kita sebut salah nalar. Pembahasan ini akan mencakup dua
jenis kesalahan menurut penyebab utamanya, yaitu kesalahan karena bahasa yang
merupakan kesalahan informal dan karena materi dan proses penalarannya yang
merupan kesalahan formal.
Gagasan, pikiran, kepercayaan atau simpulan yang
salah, keliru, atau cacat disebut sebagai salah nalar.
Berikut ini salah nalar yang berhubungan dengan
induktif, yaitu :
A. Generelisasi terlalu luas
Contoh : perekonomian Indonesia sangat berkembang
B. Analogi yang salah
Contoh : ibu Yuni, seorang penjual batik, yang dapat menjualnya dengan harga terjangkau. Oleh sebab itu, ibu Lola seorang penjual batik, tentu dapat menjualya dengan harga terjangkau.
Jenis – jenis salah nalar
Deduksi yang salah : Simpulan dari suatu silogisme
dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan.
Contoh :
Kalau listrik masuk desa, rakyat di daerah itu
menjadi cerdas.
Semua gelas akan pecah bila dipukul dengan batu.
Generalisasi terlalu luas : Salah nalar ini disebabkan oleh jumlah premis yang
mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga
simpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh :
Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan
menjadi manusia Pancasilais sejati.
Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen
karena barang itu cepat pecah.
Pemilihan terbatas pada dua alternatif : Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif
yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.
Contoh :
Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang
dilakukan tidak diketahui orang lain.
Penyebab Salah Nalar : Salah nalar ini disebabkan oleh
kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud.
Contoh:
Broto mendapat kenaikan jabatan setelah ia
memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya.
Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak
susah jodohnya.
Analogi yang Salah : Salah nalar ini dapat terjadi
bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan
salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain.
Contoh:
Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat
mengerjakan tugasnya dengan baik.
Argumentasi Bidik Orang : Salah nalar jenis ini
disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang
diembannya.
Contoh:
Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di
desa kami karena petugas penyuluhannya memiliki enam orang anak.
Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga
merupakan aktifitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan
simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa,
sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen. Kesimpulannya adalah
pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan
untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan
penalaran menggunakan simbol berupa argumen.
Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi
dari premis. Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran
manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi
tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi.
Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian
perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan
sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar
dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian
pengertian.
Referensi :
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/02/materi-1-penalaran-bahasa-indonesia/
http://queenchib.blogspot.com/2011/04/penalaran-induktif-dan-salah-nalar.html
http://diinnydwiiputriianti.blogspot.com/2011/02/penalaran-induktif-salah-nalar.html
http://seckerfers.wordpress.com/2011/10/28/salah-nalar/

Tidak ada komentar:
Posting Komentar