Senin, 09 November 2015

RISENSI NOVEL

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS ILMU EKONOMI


TUGAS TULISAN B.INDONESIA 2

RISENSI BUKU - THE WIDOW’S KISS
Nama : Yulia Cahyani
NPM : 29213562
Kelas : 3EB22
Jurusan / Jenjang : Akuntansi / S1
Dosen : Dr. Budi Santoso, S.E., MM.

Universitas Gunadarma
2015

Pengertian Risensi Buku
Dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review . Secara etimologi, resensi berasal dari bahasa latin, dari kata kerja asing revidere atau recensere yang memilik arti melihat kembali, menimbang atau menilai.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonsia, kata resensi berarti pertimbangan atau pembicaraan tentang buku. Jadi Secara garis besar resensi didefinisikan sebagai kegiatan untuk mengulas atau menilai sebuah hasil karya baik itu berupa buku, novel, ataupun film dengan cara menjabarkan data, ringkasan/sinopsis, serta kritikan terhadap karya tersebut.

Resensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku atau ulasan buku.
Penulisan resensi bertujuan sebagai berikut:
  1. Sinopsis atau ringkasa, membantu pemca untuk mengetahui garis besar dari isi buku tersebut tanpa harus membacanya sampai tamat terlebih dahulu.
  2. Dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan dari suatu buku yang diresensi.
  3. Dapat mengetahui latar belakang serta alasan buku tersebut diterbitkan.
  4. Dapat menjadi pembanding untuk menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya.
  5. Kritik dan saran yang menyangkut cara penulisan, isi, dan substansi buku bisa memberikan masukan bagi penulis.


Jenis-Jenis Resensi ada tiga, yaitu :
  1. Resensi Informatif. Resensi yang hanya menyampaikan isi dari resensi secara singkat dan umum dari keseluruhan isi buku.
  2. Resensi Deskriptif, Resensi yang membahas secara detail pada tiap bagian atau babnya.
  3. Resensi Kritis. Resensi yang berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.

Tapi, ketiga jenis resensi tersebut bisa saja digabungkan, diterapkan secara bersaman dalam sebuah Resensi.

Unsur - Unsur yang harus diperhatikan agar resensi yang dibuat menjadi jelas dan berkualitas.

1. Judul resensi
    Judul resensi harus menarik dan memiliki keselarasan dengan isi resensi yang dibuat.
2. Menyusun data buku
    Data buku yang diperlukan adalah :
    a. Judul buku;
    b. Pengarang;
    c. Penerbit;
    d. Tahun terbit beserta cetakannya;
    e. Jumlah halaman buku;
    f. Harga buku;
3. Isi resensi buku
    Isi resensi buku memuat tentang ringkasan cerita, ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya,     keunggulan dan kelemahan buku, rumusan kerangka buku dan penggunan bahasa.
4. Penutup resensi buku.
    Pada bagian penutup berupa alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku tersebut           dipersembahkan.

Tips Untuk Menulis Resensi
  1.  Tentukan buku baru nonfiksi yang akan dibuat resensinya.
  2. Catatlah identitas buku yang akan diresensi (data buku seperti pengarang, penerbit, dll. Lihat point sebelumnya).
  3. Catat dan pahami tujuan dan latar belakang penulisan buku, dengan cara membaca kata pengantar atau pendahuluan buku. Buatlah daftar pokok-pokok isi buku secara keseluruhan.
  4. Catat kelebihan dan kekurangan isi buku.
  5. Buat synopsis atau ringkasan materi dari buku yang dibuat resensi secara jelas dan sistematis.
  6.  Terahir adalah saran dan kesimpulan, apakah buku yang kita resensi tersebut layak dibaca atau tidak.

Contoh Resensi

The Widow’s Kiss
Identitas Buku :
Judul                      : The Widow’s Kiss
Penulis                   : Jane Feather
Penerjemah            : Yolanda Oktavia
Penerbit                 : Dastan Books
Kota Terbit            : Jakarta
Tahun Terbit          : 2011
Cetakan                 : Ke-1
Deskripsi Fisik      : 572 hlm.; 11 x 18 cm.
ISBN                     : 978-602-9267-40-2

Sinopsis Novel

Lady Guinevere Mallory pada usia yang terbilang masih muda yaitu dua puluh delapan tahun, namun telah menjadi janda sembanyak empat kali. Pihak kerajaan terutama Penasehat Raja (Preavea seal) mencurigai kematian suami-suaminya. Selain itu, mereka ingin menuduh dan menghukum Guinevere agar bisa menyita harta kekayaannya demi mempertebal dompet kerajaan. Jadilah, mereka mengutus Hugh of Beaucaire untuk membawa guenivere ke London agar dapat diinterogasi dengan tuduhan yang mereka ajukan bukan hanya pembunuhan, melainkan juga penggunaan sihir. kecurigaan yang bisa membuat empat orang pria menanda tangani perjanjian pernikahan yang membuat janda mereka mewarisi seluruh harta mereka adalah penggunaan sihir.

Hug of Beaucaire mendapati bahwa ternyata Guenevere sangat cantik. Wanita itu juga seorang ahli hukum yang cerdas. Hugh sudah bertekad ingin membawa tersangka pembunuhan itu untuk diadili. Tapi begitu bertemu Guinevere, begitu ia mengenal pesona dan kecerdasan sang Lady, Hugh pun merasakan tertarik pada sang Lady dan begitupun sebaliknya. perasaan itu membuat keduanya bimbang. Guinevere yang hatinya sudah lama membeku akibat kematian suami keduanya, yaitu suami yang dicintainnya, tidak bisa menyangkal kalau kehadiran Hugh membuatnnya merasakan kehangatan lagi. meski Hugh tertarik pada Guinevere, tapi Hugh tidak memiliki pilihan selain melaksanakan perintah dan membawa Guinevere ke London.

Sepanjang perjalanan, kebencian mereka berubah menjadi kekaguman dan rasa saling pengertian terhadap satu sama lain. Hingga ahirnya tibalah saat mereka sampai diLondon.
Ketika menghadapi siding tuduhan atas penggunaan sihir atas kematian suami-suaminya, Guinevere tidak dapat membuktikan ketidak bersalahannya, hingga merasa putus asa dan bersiap atas hukuman yang akan dideritanya, namun ditengah-tengah siding tersebut Hugh of Beaucaire membantah tuduhan penyihir pada diri Guinevere dengan jaminan bahwa Ia bersedia menjadi suami ke lima Lady Guinevere dan tidak akan mati seperti suami-suami sebelumnya untuk membuktikan bahwa Guinevere tidak menggunakan sihir atas dirinya.

Sang Raja sangat tertarik dengan pasangan baru itu, sang Lady sang sangat cantik dan Cerdas dan Hugh of Beaucaire yang gagah berani, karnanya King Herley (Raja) meresteui pernikahan mereka dan membebaskan Lady Guinevere dari segala tuduhan.

Lain halnya dengan Raja, Preave Seal yang merupakan penasehat Raja, tidak puas dengan hasil tersebut karna dia tidak bisa menyita harta Guinevere, karnanya Preave Seal mencoba segala cara untuk membuktikan bahwa Guinevere seorang penyihir. Usaha-usaha kotornya untuk membunuh anak dari Hugh (dengan menggunakan sihir) gagal hingga ahirnya usahanya untuk membunuh Hugh Of Beaucaire, namun gagal juga. Hingga ahirnya usaha kotor Preave Seal diketahui oleh Raja dan dia dihukum penggal. Sedangkan Lady Guinevere dan Hugh of Beaucaire hidup bahagia.

Kelebihan Novel
  1. Novel ini mengajarkan pembaca arti tegar, kuat, mandiri dan menjadi wanita yang anggun mempesona.
  2. Sebuah bacaan menarik yang memberi banyak inspirasi pada pembacanya.
  3. Penggunaan kalimatnya mudah dipahami.
  4. Pewatakan tokoh mudah digambarkan secara jelas hingga mudah dipahami.
  5. Alur cerita mudah dipahami karna hanya menggunakan alur maju.
  6. Memberi pelajaran bagi pembaca bahwa keserakahan tidak patut dicontoh.
  7. Memberi pelajaran bahawa memfitnah, menggunakan cara curang, hal-hal seperti itu tidak akan berahir dengan baik.

Kelemahan Novel
  1. Halaman novel cukup tebal.
  2. Beberapa sesi cerita ada yang cukup panjang dan terkesan bertele-tele sehingga membosankan.
  3. Tidak dijelaskan secara rinci latar belakang bagaimana sang Lady bisa menjadi Cerdas.
Kesimpulan

Novel ini pantas dibaca untuk siapa saja, terutama untuk wanita dan pria yang sudah dewasa. novel ini memberikan kita banyak inspirasi, terdapat banyak pelajaran-pelajaran yang bisa dipetik, pesan dan kesan yang dapat mengalir hingga ke lubuk hati dan pikiran, terutama, novel ini banyak memberi pelajaran tentang bagaimana membina suatu hubungan antara suami istri. Sebuah novel yang mudah dipahami karena menggunakan bahasa yang sederhana.

PENALARAN INDUKTIF

UNIVERSITAS GUNADARMA

FAKULTAS ILMU EKONOMI


TUGAS B.INDONESIA 2

PENALARAN INDUKTIF
Nama : Yulia Cahyani
NPM : 29213562
Kelas : 3EB22
Jurusan / Jenjang : Akuntansi / S1
Dosen : Dr. Budi Santoso, S.E., MM.

Universitas Gunadarma
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan anugerahNya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.

Makalah ini merupakan hasil pengumpulan data mengenai “PENALARAN INDUKTIF” sebagaimana yang akan menjadi acuan pembelajaran dalam bidang studi mata kuliah Bahasa Indonesia 2.

Dalam penyusunan makalah ini tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, yaitu yang terhormat kepada :
  1. Orang tua kami yang selalu memberikan dukungan baik secara moril maupun materil sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
  2. Bapak Dr. Budi Santoso, S.E., MM. selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia 2.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.


Latar belakang

Di dunia ini diciptakan Manusia dan binatang keduanya memiliki pengetahuan. Pengetahuan ini digunakan untuk membedakan baik dan buruk, hitam dan putih.. Senantiasa pengetahuan ini dikembangkan menurut permasalahan hidupnnya. Manusia lain dengan binatang, binaang menggunakan pengetahuannya hanya untuk bertahan hidup. Binatang dibekali pengetahuan untuk mengenali predator yang mengintai dirinya dan mengambil tindakan untuk melindungi diri. Akan tetapi, pengetahuan binatang tersebut tidak mampu mereka kembangkan. Jadi, pengetahuan binatang hanya digunakan untuk bertahan hidup.

Ada dua penyebab manusia mampu mengembangkan pengetahuannya. Pertama ialah karena manusia memiliki bahasa. Bahasa ini berguna dalam melakukan pengomunikasian informasi dan jalan pikiran yang melandasi informasi tersebut. Kedua adalah adanya kemampuan manusia dalam berpikir berdasarkan suatu alur kerangka berpikir tertentu. Cara berpikir inilah yang disebut dengan penalaran.

Menurut S. Suriasumantri, penalaran merupakan sebuah proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Jelas sekali bahwa penalaran berkaitan dengan proses berpikir, bukan dengan merasa. Berpikir adalah kegiatan untuk memperoleh kebenaran. Proses berpikir yang berbeda mengakibatkan kebenaran berbeda-beda bagi setiap orang. Kriteria kebenaran terdapat pada setiap jalan pikiran sekaligus sebagai landasan bagi proses penemuan kebenaran.
Ada 2 jenis penalaran, dalam kali ini kita hanya membahas tentang penalaran indiktif.

II. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang diatas, maka disimpulkan apa yang dimaksud penalaran indiktif?

III. Tujuan Penalaran

Untuk mengetahui lebih mendalam tentang penalaran induktif.

IV. Pembahasan

1. PENALARAN INDUKTIF
Secara garis besar bias dikatakan induksi adalah proses penalaran untuk sampai pada suatu keputusan, prinsip, atau sikap yang bersifat umum dan khusus, beradasarkan pengamatan atas hal-hal yang khusus.

Proses induksi dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :

A. GENERALISASI
Ialah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas jumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa. Generalisasi dibuktikan dengan data, contoh, statistic dll.

Contoh :
Orang yang menjadi kader partai korupsi
Orang yang menjabat sebagai ketua umum partai korupsi
Generalisasi : Orang yang berkerja di partai korupsi

Jenis-jenis generalisasi :

1. Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi atas dasar penyimpulan yang telah diselidiki.
Contoh:     Data survey LSM

2. Generalisasi Dengan Loncatan Induktif
Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki. Diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh:     Hampir seluruh partai mendapat pendapatan dari hasil korupsi.

B. ANALOGI
Adalah suatu proses penalaran membandingkan sifat esensial yang mempunyai persamaan. Dengan asumsi tersebut diasumsikan ada persamaan pula dalam hal lainya.

Ada 2 macam analogi, yaitu :

- Analogi Induktif
Yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.

Contoh analogi induktif :
Timnas Indonesia lolos dalam semifinal piala asia dengan demikian timnas Indonesia akan masuk piala dunia di tahun mendatang dengan berlatih setiap hari.

- Analogi Deklaratif
Merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.

Contoh analogi deklaratif :
Deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.

C. HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT
Hubungan sebab akibat diambil dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lain, dapatlah kita sampai kepada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu atau dapat juga kita sampai kepada akibat fakta tersebut.

Penalaran induksi sebab akibat dibedakan menjadi 3 macam:

- Hubungan sebab – akibat
Dalam hubungan ini dikemukakan terlebih dahulu hal-hal yang menjadi sebab, kemudian ditarik kesimpulan yang berupa akibat.

Contoh :
Belajar, berdoa, tekun dan tidak putus asa adalah hal yang bias membuat kita berada di puncak kesuksesan.

- Hubungan akibat – sebab
Dalam hubungan ini dikemukakan terlebih dahulu hal-hal yang menjadi akibat, selanjutnya ditarik kesimpulan yang merupakan sebabnya.

Contoh :
Dewasa marak terjadi tindak criminal di perkotaan seperti,tingkat stress yang tinggi, tawuran antar wilayah dan bunuh diri yang disebabkan kenaikan harga bbm sehingga mengalami kesulitan ekonomi.

- Hubungan sebab – akibat 1 – akibat 2
Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama menjadi sebab hingga menimbulkan akibat kedua. Akibat kedua menjadi sebab yang menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya.

Contoh penalaran hubungan sebab – akibat 1 – akibat 2:
Setiap menjelang hari idul fitri arus lalu lintas di tol sangat ramai. Seminggu sebelum hari H jalanan sudah dipenuhi kendaraan-kendaraan umum maupun pribadi yang mengangkut penumpang yang akan pulang ke daerahnya masing-masing. Banyaknya kendaraan tersebut mau tidak mau mengakibatkan arus lalu lintas menjadi semrawut. Kesemrawutan ini tidak jarang sering menimbulkan kemacetan di mana-mana. Lebih dari itu bahkan tidak mustahil kecelakaan menjadi sering terjadi.

V. KESIMPULAN

Dari berbagai penjelasan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
Penalaran Induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut Induksi. Dalam penalaran Induktif ini ada 3 jenis penalaran Induktif yaitu Generalisai, Analogi, dan Hubungan sebab akibat ataupun hubungan akibat–sebab.

Daftar Pustaka :
  1. http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/opini/390-penelitian-lembaganya-dan-penalaran-namanya.html
  2. http://rezaiueomanage.blogspot.com/Reza.Jakarta
  3. Ambarwati, Sri Bahasa Indonesia untuk SMA / MA kelas X semester genap. Klaten , Jawa Tengah : CV Viva Pakarindo
  4. http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
  5. http://robertoxie.wordpress.com/2011/09/28/penalaran-induktif/
  6. http://www.perkuliahan.com/makalah-kalimat-deduktif-induktif-bahasa-indonesia