Disusun Oleh
Nama :
Yulia Cahyani
NPM :
29213562
Kelas :
1EB18
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
EKONOMI
JURUSAN
S1 – AKUNTANSI
2014
Latar
Belakang
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap bauran ritel yang
telah dilakukan oleh Supermarket Sri Ratu Peterongan, pengaruhnya terhadap
loyalitas konsumen, dan variabel yang paling mempengaruhi loyalitas konsumen.
Populasi yang digunakan adalah konsumen Supermarket Sri Ratu Peterongan yang
memiliki kartu SATU. Banyaknya sampel berjumlah 100 orang. Teknik sampling yang
digunakan adalah nonprobability sampling. Sampel diambil dengan metode
purposive sampling. Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan
kuantitatif menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, analisis tabel silang,
koefisien korelasi, regresi linier sederhana, regresi linear berganda,
koefisien determinasi, uji t dan uji F dengan alat bantu SPSS 18 for windows.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa bauran ritel, yang terdiri dari
lokasi toko, merchandise, harga, layanan konsumen, promosi, dan atmosfer toko,
berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen, dan variabel layanan konsumen
merupakan variabel yang berpengaruh terbesar terhadap loyalitas konsumen.
Kata Kunci:
Bauran Ritel, Loyalitas Konsumen, Supermarket Sri Ratu Peterongan
PENDAHULUAN
Bisnis
Ritel pada format pasar modern mengalami pertumbuhan yang pesat di Kota
Semarang. Pertumbuhan ini disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu pertumbuhan
penduduk, pertumbuhan ekonomi, perkembangan teknologi, perubahan gaya hidup
masyarakat Indonesia dalam melakukan kegiatan konsumsi, dan globalisasi.
Masuknya perusahaan besar, seperti Carrefour, Hypermart, Lotte Mart, dan Giant,
membuat persaingan bisnis ritel di wilayah ini menjadi semakin ketat.
Agar
mampu bersaing, peritel harus menciptakan strategi yang tidak hanya berfokus
pada menjaring konsumen atau memuaskan konsumen dalam waktu sesaat, tetapi juga
harus menciptakan loyalitas konsumen. Loyalitas konsumen merupakan faktor
penting dalam kesuksesan bisnis ritel dan kemampuan bertahan hidup sebuah toko.
Tanpa adanya loyalitas dalam suatu bisnis ritel, maka keunggulan kompetitif
yang dimiliki tidak akan sukses. Beberapa pasar modern di Kota Semarang,
seperti Ramayana Simpang Lima, Swalayan Kedaton Kaligarang, Matahari Johar, dan
Alfa Gudang Rabat Raden Patah, sudah bangkrut karena tidak mampu menjaga
loyalitas konsumennya. Menurut Griffin (2005: 11), imbalan dari loyalitas
bersifat jangka panjang dan kumulatif. Semakin lama loyalitas seorang konsumen,
semakin besar pula laba yang didapat dari konsumen itu. Sebaliknya, beralihnya
konsumen dapat merugikan perusahaan karena biaya untuk melayani dan menjual barang
ke konsumen lama lebih rendah dibandingkan dengan konsumen baru.
Untuk
mendapatkan loyalitas konsumen, terdapat atribut-atribut pemasaran ritel yang
dapat digunakan untuk mempengaruhi perilaku konsumen yang disebut bauran ritel.
Bauran ritel secara literatur dapat diterangkan menjadi enam atribut, yaitu
lokasi toko, merchandise, harga, layanan konsumen, promosi, dan atmosfer toko.
Menurut Dunne, Lusch, dan Griffit (2008: 53), bauran ritel sebagai alat
strategi yang kinerjanya dirasakan langsung oleh pelanggan, harus dapat
menciptakan persepsi yang baik bagi konsumen dan mengakibatkan pelanggan
tersebut menjadi loyal. Menurut Omar (1999), Chang dan Tu (2005) dalam Semuel
(2006: 53), pada era pasar modern seperti sekarang ini loyalitas sebuah toko
dapat ditentukan langsung oleh persepsi konsumen terhadap aplikasi bauran ritel
yang diterapkan.
Supermarket
Sri Ratu Peterongan merupakan salah satu pasar modern yang representatif di
Kota Semarang. Dalam situasi persaingan bisnis ritel yang ketat, mereka berusaha
mempertahankan loyalitas konsumennya dengan melakukan bauran ritel seperti :
- Lokasi toko yang strategis dengan letak di daerah padat penduduk,
- Merchandise dengan menjual macam-macam barang kebutuhan rumah tangga,
- Penetapan harga ritel, dengan mempertimbangkan harga eceran pesaing dalam menetapkan harga,
- Layanan konsumen, seperti tenaga pramuniaga dan kasir yang terlatih, disediakannya bagian informasi, bagian penitipan barang, layanan pengaduan konsumen, dan fasilitas umum,
- Program promosi penjualan seperti diskon, bundling, dan kartu belanja,
- Atmoser toko, seperti penataan rak-rak yang rapih, alunan musik, dan dijaganya kenyamanan serta kebersihan ruangan.
Supermarket
Sri Ratu Peterongan memiliki konsumen yang loyal, yaitu konsumen yang memiliki
kartu SATU yang secara berkala melakukan pembelian. Konsumen tersebut saat ini
berjumlah 2.250 orang. Walau memiliki konsumen yang loyal, kinerja penjualan
mereka mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir sebagai dampak persaingan
yang semakin ketat.
Penurunan kinerja penjualan Supermarket Sri Ratu
Peterongan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini:
Tabel 1
Kinerja Penjualan Supermarket Sri Ratu Peterongan
Tahun 2007-2011
|
Tahun
|
Target Penjualan
|
volume Penjualan
|
Pencapaian Target (%)
|
Perubahan Penjualan (%)
|
|
|
2007
|
24.000.000.000
|
22.784.702.776
|
94,94
|
-
|
|
|
2008
|
22.800.000.000
|
21.573.566.543
|
94,62
|
(5,32)
|
|
|
2009
|
21.600.000.000
|
20.141.758.759
|
93,25
|
(6,64)
|
|
|
2010
|
20.400.000.000
|
18.391.453.285
|
90,15
|
(8,69)
|
|
|
2011
|
19.200.000.000
|
16.795.936.726
|
87,48
|
(8,67)
|
Sumber:
Manajemen PT. Sri Ratu Peterongan, (2012)
Untuk
memperbaiki kondisi tersebut, Supermarket Sri Ratu Peterongan harus
meningkatkan loyalitas konsumen agar konsumen yang datang tetap melakukan
pembelian ulang dan tahan terhadap tarikan pesaing sehingga target penjualan
yang ditetapkan dapat tercapai. Sesuai dengan literatur yang ada, loyalitas
konsumen dapat dipengaruhi oleh bauran ritel yang diterapkan. Oleh karena itu,
perlu diketahui persepsi konsumen mereka terhadap bauran ritel, yaitu lokasi
toko, merchandise, harga, layanan konsumen, promosi, dan atmosfer toko, yang
telah dilakukan, pengaruhnya terhadap loyalitas konsumen, dan variabel yang
memiliki pengaruh paling besar. Berdasarkan uraian di atas, maka Peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Bauran Ritel Terhadap Loyalitas Konsumen Di Supermarket Sri
Ratu Peterongan”.
KAJIAN TEORI
Pemasaran
Pemasaran
adalah proses sosial dan manajerial, dengan proses itu individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai
dengan pihak lain (Kotler, 2005: 10). Terdapat empat kegiatan utama pemasaran
atau yang biasa disebut marketing mix, yaitu produk, harga, promosi, saluran
distribusi.
Terkait
dengan bauran ritel, kegiatan marketing mix yang dibahas lebih lanjut adalah
saluran distribusi. Lubis (2004: 3-5) mengklasifikasikan perantara menjadi dua,
yaitu perantara pedagang dan perantara agen. Perantara pedagang (Merchant Middlemen)
ini bertanggung jawab terhadap pemilikan semua barang yang dipasarkannya.
Adapun lembaga-lembaga yang termasuk dalam golongan perantara pedagang adalah
pedagang besar (wholeseller) dan pengecer (retailer).
Bauran Ritel
Bisnis
ritel adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa pada perorangan untuk
keperluan sendiri, keluarga dan rumah tangga (Ma’ruf, 2006: 7). Klasifikasi
bisnis ritel menurut ragam produknya adalah minimarket, convenience store,
specialty store, factory outlet, distro atau distribution outlet, supermarket,
departement store, dan hypermarket (Ma’ruf, 2006: 74).
Dalam
pemasaran ritel, terdapat atribut-atribut ritel yang dapat dilakukan atau
dikendalikan oleh peritel dengan tujuan untuk mempengaruhi perilaku konsumen,
yaitu bauran ritel. Ma’ruf (2006: 113) menyatakan bahwa bauran ritel adalah
kombinasi dari faktor-faktor ritel yang dipergunakan untuk memuaskan kebutuhan
konsumen dan mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli. Menurut Cox dan
Brittain (2008: 105), bauran ritel adalah perpaduan elemen-elemen ritel yang
bertujuan untuk membentuk sebuah atmosfer yang membuat konsumen berdatangan dan
memberikan profit bagi perusahaan. Menurut Dunne, Lusch, dan Griffit (2008:
53), bauran ritel sebagai alat strategi yang kinerjanya dirasakan langsung oleh
pelanggan. Atribut-atribut ritel tersebut terdiri dari:
- Lokasi toko adalah suatu tempat di mana toko itu melakukan kegiatan fisik. Faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan lokasi yaitu target pasar, lokasi secara umum seperti visibilitas dan akses jalan untuk kendaraan atau pejalan kaki, lokasi secara spesifik seperti kecocokan pemilihan lokasi di pusat kota, dan sebagainya (Cox dan Brittain, 2008: 105).
- Merchandise merupakan produk-produk yang dijual peritel dalam gerainya. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih produk yang akan dijual yaitu, kelengkapan produk, keleluasaan, kedalaman atau keberagaman barang, konsistensi atau terjaganya stok dan kualitas barang, keseimbangan atau sesuai dengan kebutuhan masyarakat, fleksibilitas atau sesuai dengan perkembangan mode dan teknologi (Ma’ruf, 2006: 135).
- Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan untuk memperoleh barang dan jasa yang diinginkan. Faktor untuk mementukan harga adalah dengan melihat target pasar, kompetitor, kebijakan perusahaan, tipe barang, struktur pasar, laba yang diinginkan, kebijakan pemasok, kondisi ekonomi, peraturan pemerintah, dan lain lain (Ma’ruf, 2006: 138).
- Layanan konsumen adalah setiap tindakan atau keterampilan yang dapat ditawarkan oleh apapun juga yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menyebabkan kepemilikan sesuatu (Kotler, 2005: 83). Kotler (2005: 446) membagi pelayanan dalam usaha ritel menjadi dua bagian, yaitu pelayanan primer antara lain adalah pembayaran kredit, pengantaran, penanganan keluhan, penanganan parkir, ruang istirahat termasuk toilet. Sedangkan yang termasuk pelayanan pendukung antara lain: pembungkusan, informasi lokasi barang, konsultasi dan informasi pembelian, tempat penitipan barang.
- Promosi. Komunikasi sebagai dasar promosi bertujuan mendorong target pasar untuk mau menjadi pembeli bahkan menjadi konsumen setia. Menurut Kotler (2005: 60), elemen pentingdalam komunikasi pemasaran yaitu periklanan, promosi penjualan, penjualan tatap muka, kehumasan, dan pemasaran langsung/
- Dalam komunikasi pemasaran yaitu periklanan, promosi penjualan, penjualan tatap muka, kehumasan, dan pemasaran langsung.
Loyalitas Konsumen
Menurut
Griffin (2005: 31), menyatakan bahwa loyalitas konsumen adalah komitmen yang
kuat dari konsumen sehingga bersedia melakukan pembelian ulang terhadap produk
atau jasa yang disukai secara konsisten dan dalam jangka panjang, tanpa
terpengaruh oleh situasi dan usaha-usaha marketing produk lain yang berusaha
membuat mereka beralih untuk membeli produk lain tersebut. Menurut Stum dan
Thiry (1991) dalam Griffin (2005: 31), konsumen yang loyal adalah orang yang
melakukan pembelian berulang secara teratur, membeli antar lini produk dan jasa,
mereferensikan kepada orang lain, dan menunjukkan kekebalan terhadap tarikan
pesaing. Sedangkan menurut Loudon and Della Bitta (1993) dalam Semuel (2006:
56), konsumen yang dianggap loyal akan berlangganan atau melakukan pembelian
ulang selama jangka waktu tertentu.
Metode Penelitian
Tipe
penelitian menggunakan explanatory researh yaitu penelitian yang menjelaskan
hubungan antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan.
Instrumen penelitian ini berupa kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah
konsumen Supermarket Sri Ratu Peterongan yang memiliki kartu Satu, yaitu
sebanyak 2.250 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan
menggunakan rumus Slovin, yaitu 100 orang. Teknik sampling yang digunakan
adalah purposive sampling, dengan kriteria sampel yaitu konsumen yang merupakan
anggota kartu SATU yang masih aktif dengan melakukan pembelian minimal tiga
kali dalam satu tahun terakhir. Analisis data yang dilakukan adalah uji
validitas, reliabilitas, regresi linier sederhana, dan berganda dengan bantuan
SPSS 18 for Windows.
Hasil
Penelitian
Penelitian
ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel melalui
pengujian hipotesis yang telah dirumuskan.
Pengaruh Lokasi Toko terhadap Loyalitas Konsumen
Tabel 2
Rekapitulasi Uji Pengaruh Lokasi Toko terhadap
Loyalitas Konsumen
|
Pengaruh
|
Konstanta
|
Koefisien Regresi
|
t hitung
|
t tabel
|
R
|
R2
|
Sig
|
Keputusan Thd Ho
|
|
X1→Y
|
4,017
|
0,583
|
19,714
|
1,2907
|
0,894
|
0,799
|
0,000
|
Ho ditolak
|
Sumber: Data
primer yang diolah, 2012
Variabel
lokasi toko berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel loyalitas
konsumen. Dengan demikian dapat diartikan, jika persepsi konsumen terhadap
lokasi toko semakin baik maka semakin baik pula loyalitasnya, begitu pun
sebaliknya. Nilai t hitung (19,714) > t tabel (1,2907) pada signifikansi
0,00% < 10%. Koefisien determinasi sebesar 79,9% menunjukkan bahwa variabel
lokasi toko mampu menjelaskan variasi perubahan loyalitas konsumen sebesar
79,9%. Sedangkan sisanya 20,1% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukan
pada model regresi ini. Nilai koefisien korelasi 0,894 yaitu terdapat pada
rentang 0,80-1,00 yang berarti hubungan antara kedua variabel adalah sangat
kuat.
Pengaruh Merchandise terhadap Loyalitas Konsumen
Tabel 3
Rekapitulasi Uji Pengaruh Merchandise terhadap
Loyalitas Konsumen
|
Pengaruh
|
Konstanta
|
Koefisien Regresi
|
t hitung
|
t tabel
|
R
|
R2
|
Sig
|
Keputusan Thd Ho
|
|
X1→Y
|
3,540
|
0,422
|
11,768
|
1,2907
|
0,765
|
0,586
|
0,000
|
Ho ditolak
|
Sumber: Data
primer yang diolah, 2012
Variabel
merchandise berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel loyalitas
konsumen. Dengan demikian dapat diartikan, jika persepsi konsumen terhadap
merchandise semakin baik maka semakin baik pula loyalitasnya, begitu pun
sebaliknya. Nilai t hitung (11,768) > t tabel (1,2907) pada signifikansi
0,00% < 10%. Koefisien Determinasi sebesar 58,6% menunjukkan bahwa variabel
merchandise mampu menjelaskan variasi perubahan loyalitas konsumen sebesar
58,6%. Sedangkan sisanya 41,4% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukan
pada model regresi ini. Nilai koefisien korelasi 0,765 yaitu terdapat pada
rentang 0,60-0,799 yang berarti hubungan antara kedua variabel adalah kuat.
Pengaruh Harga terhadap Loyalitas Konsumen
Tabel 4
Rekapitulasi Uji Pengaruh Harga terhadap Loyalitas
Konsumen
|
Pengaruh
|
Konstanta
|
Koefisien Regresi
|
t hitung
|
t tabel
|
R
|
R2
|
Sig
|
Keputusan Thd Ho
|
|
X1→Y
|
4,723
|
0,747
|
22,846
|
1,2907
|
0,918
|
0,842
|
0,000
|
Ho ditolak
|
Sumber: Data
primer yang diolah, 2012
Variabel
harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel loyalitas konsumen.
Dengan demikian dapat diartikan, jika persepsi konsumen terhadap harga semakin
baik maka semakin baik pula loyalitasnya, begitu pun sebaliknya. Nilai t hitung
(22,846) > t tabel (1,2907) pada signifikansi 0,00% < 10%. Koefisien
determinasi sebesar 84,2% menunjukkan bahwa variabel harga mampu menjelaskan
variasi perubahan loyalitas konsumen sebesar 84,2%. Sedangkan sisanya 15,8%
dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukan pada model regresi ini. Nilai
koefisien korelasi 0,918 yaitu terdapat pada rentang 0,80-1,00 yang berarti
hubungan antara kedua variabel adalah sangat kuat.
Pengaruh Layanan Konsumen terhadap Loyalitas
Konsumen
Tabel 5
Rekapitulasi Uji Pengaruh Layanan Konsumen terhadap
Loyalitas Konsumen
|
Pengaruh
|
Konstanta
|
Koefisien Regresi
|
t hitung
|
t tabel
|
R
|
R2
|
Sig
|
Keputusan Thd Ho
|
|
X1→Y
|
2,071
|
0,360
|
28,199
|
1,2907
|
0,944
|
0,890
|
0,000
|
Ho ditolak
|
Sumber: Data
primer yang diolah, 2012
Variabel
layanan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel loyalitas
konsumen. Dengan demikian dapat diartikan, jika persepsi konsumen terhadap
layanan konsumen semakin baik maka semakin baik pula loyalitasnya, begitu pun
sebaliknya. Nilai t hitung (28,199) > t tabel (1,2907) pada signifikansi
0,00% < 10%. Koefisien determinasi sebesar 89,0% menunjukkan bahwa variabel
layanan konsumen mampu menjelaskan variasi perubahan loyalitas konsumen sebesar
89,0%. Sedangkan sisanya 11,0% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukan
pada model regresi ini. Nilai koefisien korelasi 0,944 yaitu terdapat pada
rentang 0,80-1,00 yang berarti hubungan antara kedua variabel adalah sangat
kuat.
Pengaruh Promosi terhadap Loyalitas Konsumen
Tabel 6
Rekapitulasi Uji Pengaruh Promosi terhadap Loyalitas
Konsumen
|
Pengaruh
|
Konstanta
|
Koefisien Regresi
|
t hitung
|
t tabel
|
R
|
R2
|
Sig
|
Keputusan Thd Ho
|
|
X1→Y
|
2,930
|
0,578
|
17,736
|
1,2907
|
0,873
|
0,762
|
0,000
|
Ho ditolak
|
Sumber: Data
primer yang diolah, 2012
Variabel
promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel loyalitas
konsumen. Dengan demikian dapat diartikan, jika persepsi konsumen terhadap
promosi semakin baik maka semakin baik pula loyalitasnya, begitu pun
sebaliknya. Nilai t hitung (17,736) > t tabel (1,2907) pada signifikansi
0,00% < 10%. Koefisien determinasi sebesar 76,2% menunjukkan bahwa variabel
promosi mampu menjelaskan variasi perubahan loyalitas konsumen sebesar 76,2%.
Sedangkan sisanya 23,8% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukan pada
model regresi ini. Nilai koefisien korelasi 0,762 yaitu terdapat pada rentang
0,60-0,799 yang berarti hubungan antara kedua variabel adalah kuat.
Pengaruh Atmosfer Toko terhadap Loyalitas Konsumen
Tabel 7
Rekapitulasi Uji Pengaruh Atmosfer Toko terhadap
Loyalitas Konsumen
|
Pengaruh
|
Konstanta
|
Koefisien Regresi
|
t hitung
|
t tabel
|
R
|
R2
|
Sig
|
Keputusan Thd Ho
|
|
X1→Y
|
3,661
|
0,299
|
18,340
|
1,2907
|
0,880
|
0,774
|
0,000
|
Ho ditolak
|
Sumber: Data
primer yang diolah, 2012
Variabel
atmosfer toko berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel loyalitas
konsumen. Dengan demikian dapat diartikan, jika persepsi konsumen terhadap
atmosfer toko semakin baik maka semakin baik pula loyalitasnya, begitu pun
sebaliknya. Nilai t hitung (18,340) > t tabel (1,2907) pada signifikansi
0,00% < 10%. Koefisien determinasi sebesar 77,4% menunjukkan bahwa variabel
atmosfer toko mampu menjelaskan variasi perubahan loyalitas konsumen sebesar
77,4%. Sedangkan sisanya 22,6% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukan
pada model regresi ini. Nilai koefisien korelasi 0,880 yaitu terdapat pada
rentang 0,80-1,00 yang berarti hubungan antara kedua variabel adalah sangat
kuat.
Pengaruh Lokasi Toko (X1), Merchandise (X2), Harga
(X3), Layanan Konsumen (X4), Promosi (X5), dan Atmosfer Toko (X6) terhadap
Loyalitas Konsumen (Y)
Tabel 8
Rekapitulasi Uji Pengaruh Atmosfer Toko terhadap
Loyalitas Konsumen
|
Pengaruh
|
Konstanta
|
Koefisien Regresi
|
F hitung
|
F tabel
|
R
|
Adjusted R2
|
Sig
|
Keputusan THD Ho
|
|
X1→Y
|
|
0,212
|
|
|
|
|
0,00
|
|
|
X2→Y
|
|
0,102
|
|
|
|
|
0,00
|
|
|
X3→Y
|
1,043
|
0,206
|
492,858
|
1,84
|
0,985
|
0,968
|
0,00
|
Ho ditolak
|
|
X4→Y
|
0,224
|
0,00
|
||||||
|
X5→Y
|
|
0,182
|
|
|
|
|
0,00
|
|
|
X6→Y
|
|
0,163
|
|
|
|
|
0,00
|
|
Sumber: Data
primer yang diolah, 2012
Variabel
lokasi toko, merchandise, harga, layanan konsumen, promosi, dan atmosfer toko
berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. artinya bila
semakin baik lokasi toko, merchandise, harga, layanan konsumen, promosi, dan
atmosfer toko, maka semakin baik pula loyalitas konsumennya, begitupun
sebaliknya.Pengaruh terbesar diberikan oleh variabel layanan konsumen (X4)
yaitu sebesar 0,224. Kedua adalah variabel lokasi toko (X1) yaitu sebesar
0,212. Ketiga adalah variabel harga (X3) yaitu sebesar 0,206. Keempat adalah
variabel promosi (X5) yaitu sebesar 0,182. Kelima adalah variabel atmosfer toko
(X6) yaitu sebesar 0,163. Dan pengaruh terendah adalah variabel merchandise
(X2) yaitu sebesar 0,102. Nilai F hitung (492,858) > F tabel (1,840) pada signifikansi
0,00% < 10%. Koefisien determinasi sebesar 96,8% menunjukkan bahwa variabel
lokasi toko, merchandise, harga, layanan konsumen, promosi, dan atmosfer toko
mampu menjelaskan variasi perubahan loyalitas konsumen sebesar 96,8%. Sedangkan
3,2% lainnya dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
dimasukan ke dalam model regresi ini. Nilai koefisien korelasi 0,985 yaitu
terdapat pada rentang 0,80-1,00 yang berarti hubungan antara variabel adalah
sangat kuat.
Pembahasan
Layanan
konsumen memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap loyalitas
konsumen di Supermarket Sri Ratu Peterongan. Sehingga apabila persepsi konsumen
terhadap layanan konsumen semakin baik, maka loyalitas konsumen juga semakin
bertambah. Layanan konsumen memberikan pengaruh terbesar dari enam faktor
bauran ritel yang mempengaruhi loyalitas konsumen, dengan besarnya pengaruh
adalah 0,224 (Tabel 3.68).
Layanan
konsumen yang memberikan pengaruh yang besar, terkait dengan kemampuan sumber
daya manusia, seperti pramuniaga, kasir, petugas bagian informasi, dan petugas
bagian penitipan barang. Mereka merupakan pihak-pihak yang berhubungan langsung
dan meninggalkan kesan emosional dengan responden. Responden merasa perlakuan
mereka sesuai dengan yang diharapkan, seperti tanggap dan perhatian terhadap
konsumen tanpa membuat konsumen merasa terganggu dan diawasi, menangani keluhan
dan pertanyaan konsumen dengan ramah, sopan, tidak memotong pembicaraan
konsumen, menunjukan hormat dan simpati kepada konsumen, dan berusaha untuk
segera menyelesaikan masalah hingga tuntas, bekerja efisien dengan langsung
melayani konsumen berikutnya, berbicara seperlunya, singkat, dan tepat, dan
sebagainya. Melayani konsumen dengan baik terkait motto perusahaan dan nilai
tambah yang sulit ditiru pesaing, sehingga ditekankan untuk menempatkan
konsumen sebagai prioritas.
Hal
ini seperti pendapat Kotler (2005: 83), yang mengatakan unsur-unsur pelayanan
menjadi nyata bagi perusahaan dalam bersaing dengan para pesaingnya karena
unsur pelayanan sangat sulit ditiru oleh pesaing dan dapat memberikan suatu
dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan
perusahaan. Griffin (2005: 49) menambahkan bahwa apabila penilaian pelanggan
merasa baik terhadap kualitas pelayanan, maka pelanggan akan melakukan
pembelian ulang.
Lokasi
toko memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap loyalitas konsumen di
Supermarket Sri Ratu Peterongan. Sehingga apabila persepsi konsumen terhadap
lokasi toko semakin baik, maka loyalitas konsumen juga semakin bertambah.
Lokasi toko menduduki peringkat ke dua dari enam faktor bauran ritel yang
mempengaruhi loyalitas konsumen, dengan besarnya pengaruh adalah 0,212 (Tabel
3.68).
Responden
menilai lokasi toko strategis, karena terletak di pinggir jalan raya, dekat
dari rumah, pusat kota, mudah dijangkau baik dengan kendaraan pribadi maupun
umum sehingga tidak terlalu membuang waktu dan ongkos di perjalanan atau
berurusan dengan kepadatan lalu lintas. Walaupun luas lahan usaha tidak luas,
tetapi faktor kemudahan menjangkau supermarket dan menemukan bangunan lebih
mempengaruhi loyalitas konsumen.
Hal
ini seperti pendapat dari Cox dan Brittain (2008: 105), yang mengatakan bahwa
agar perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor dalam menentukan lokasi usahanya
agar menguntungkan perusahaan.
Harga
memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap loyalitas konsumen di
Supermarket Sri Ratu Peterongan. Sehingga apabila persepsi konsumen terhadap
harga semakin baik, maka loyalitas konsumen juga semakin bertambah. Harga
menduduki peringkat ke tiga dari enam faktor bauran ritel yang mempengaruhi
loyalitas konsumen, dengan besarnya pengaruh adalah 0,206 (Tabel 3.68).
Responden
berpendapat harga yang ditawarkan cukup murah dan cukup sesuai dengan manfaat
yang didapatkan. Responden menganggap harga yang ditetapkan cukup stabil,
sehingga dapat dijadikan acuan untuk belanja di lain waktu dan harga cukup
mewakili kualitas produk, layanan, dan kenyamanan belanja yang diberikan.
Responden juga membandingkan dengan harga toko lain, yang menurut mereka cukup
murah. Responden menilai harga barang yang dijual selisihnya tidak jauh dari
toko lain, di mana terdapat barang-barang yang harganya lebih murah dan ada
barang yang harganya lebih mahal. Kebijakan penetapan harga disesuaikan dengan
harga pasar dan tetap berorientasi pada marjin. Karena terdapat resiko apabila
harga terlalu rendah dibandingkan harga pasar, seperti konsumen cenderung
curiga terhadap kualitas barang apabila harga terlalu murah dan sulit untuk
menaikkan harga kembali. Oleh karena itu, terdapat program potongan harga pada
barang tertentu untuk meningkatkan penjualan. Program potongan harga dinilai
cukup menarik oleh responden.
Promosi
memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap loyalitas konsumen di
Supermarket Sri Ratu Peterongan. Sehingga apabila persepsi konsumen terhadap
promosi semakin baik, maka loyalitas konsumen juga semakin bertambah. Promosi
menduduki peringkat ke empat dari enam faktor bauran ritel yang mempengaruhi
loyalitas konsumen, dengan besarnya pengaruh adalah 0,182 (Tabel 3.68).
Responden
menilai baik daya tarik promosi penjualan, kegiatan sponsorship atau
publisitas, dan pemasaran langsung. Dan responden menilai cukup baik intensitas
dan daya tarik periklanan, dan intensitas promosi penjualan. Responden
berpendapat iklan dan pemasaran langsung cukup efektif menginformasikan mereka
tentang adanya promosi penjualan dan event-event yang diadakan. Dan program
promosi penjualan dan event-event tersebut efektif mempengaruhi mereka untuk
datang dan belanja kembali. Responden menganggap program promosi penjualan
menguntungkan mereka, terutama program kartu SATU. Kartu ini membuat responden
kembali berbelanja mengumpulkan poin yang dapat ditukarkan hadiah. Dan
responden juga bisa mendapatkan diskon khusus.
Hal
ini seperti pendapat dari Basu Swastha dan Irawan (2002: 345-349), promosi pada
hakikatnya adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang bertujuan mendorong
permintaan, yang dimaksud komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang
berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi dan mengingatkan pasar sasaran
atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada
produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
Atmosfer
toko memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap loyalitas konsumen di
Supermarket Sri Ratu Peterongan. Sehingga apabila persepsi konsumen terhadap
atmosfer toko semakin baik, maka loyalitas konsumen juga semakin bertambah.
Atmosfer toko menduduki peringkat ke lima dari enam faktor bauran ritel yang
mempengaruhi loyalitas konsumen, dengan besarnya pengaruh adalah 0,163 (Tabel
3.68).
Responden
menilai baik kesejukan ruangan, aroma ruangan, penerangan ruangan, alunan
musik, kebersihan ruangan, dan petunjuk informasi. Dan responden menilai cukup
baik dekorasi atau lay-out, ukuran pintu dan jalan masuk, aksesoris ruangan,
dan tata letak barang. Menurut responden, desain toko sesuai standar pasar
modern. Desain toko dan aksesoris dirancang dengan cukup menarik, tata letak
rak-rak diletakan dengan rapih, dan didukung fasilitas fisik seperti pendingin,
penerangan, pengharum ruangan, dan pengeras suara, serta kebersihan ruangan
yang dijaga dengan baik. Kondisi ini membuat responden nyaman dan betah
berbelanja.
Hal
ini seperti pendapat dari Ma’ruf (2006: 156), yang mengatakan desain toko
merupakan strategi penting untuk menciptakan atmosfer yang akan membuat
konsumen merasa betah berada dalam suatu gerai atau toko.
Merchandise
memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap loyalitas konsumen di
Supermarket Sri Ratu Peterongan. Sehingga apabila persepsi konsumen terhadap
merchandise semakin baik, maka loyalitas konsumen juga semakin bertambah. Merchandise
memberikan pengaruh terkecil dari enam faktor bauran ritel yang mempengaruhi
loyalitas konsumen, dengan besarnya pengaruh adalah 0,102 (Tabel 3.68).
Responden
menilai merchandise yang telah dilakukan oleh Supermarket Sri Ratu Peterongan sudah
baik, seperti kelengkapan, keberagaman, kualitas, kebersihan barang, dan
sebagainya, tetapi responden menganggap bahwa produk yang dijual di pasar modern
cenderung sama sehingga pengaruhnya terhadap loyalitas bukan yang utama.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa lokasi toko, merchandise, harga, layanan konsumen, promosi,
dan atmosfer toko memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap loyalitas
konsumen secara bersama-sama. Dalam pemasaran ritel, atribut-atribut tersebut
merupakan hal yang dapat dikontrol oleh peritel. Peritel dapat mengembangkan
strategi dari kombinasi atribut ritel dan menciptakan sinergi diantaranya agar
dapat mempengaruhi loyalitas konsumen. Jika konsumen telah merasakan manfaat
dan memiliki persepsi yang baik terhadap atribut ritel suatu toko, maka mereka cenderung
untuk berbelanja kembali dan tercipta ikatan yang kuat antara konsumen dan
toko. Sebaliknya, apabila persepsi konsumen tidak baik, maka konsumen cenderung
mencari toko lain yang memberikan penawaran lebih baik.
Hal
ini seperti pendapat Dunne, Lusch, dan Griffit (2008: 53), bauran ritel sebagai
alat strategi yang kinerjanya dirasakan langsung oleh pelanggan, harus dapat
menciptakan persepsi yang baik bagi konsumen, dan mengakibatkan pelanggan
tersebut menjadi loyal. Omar (1999) dalam Semuel (2006: 53) juga berpendapat
dalam era pasar modern saat ini, loyalitas konsumen terhadap sebuah toko dapat
ditentukan langsung oleh aplikasi atribut-atribut ritel.
Pada
analisis regresi linier sederhana variabel yang mempunyai pengaruh paling besar
terhadap loyalitas konsumen adalah variabel harga (X3), tetapi pada analisis
regresi linier berganda variabel yang berpengaruh terbesar adalah layanan
konsumen (X4). Peneliti menggunakan analisis regresi berganda sebagai hasil
akhir. Karena pada analisis ini, pengaruh dari variabel lain yang termasuk ke
dalam konstruk bauran ritel juga diperhitungkan.
Supermarket
Sri Ratu Peterongan melakukan semua bauran ritel sebagai stimulus pemasaran. Bauran
ritel tidak dapat dijalankan secara terpisah, keseluruhan variabel harus
dijalankan secara bersama-sama, menciptakan sinergi dan kombinasi di antaranya
sehingga dapat merangsang konsumen untuk melakukan pembelian berulang. Hal ini
sesuai dengan pendapat Cox dan Brittain (2008: 105-244) Perpaduan elemen bauran
ritel tersebut akan membentuk sebuah atmosfer yang membuat konsumen berdatangan
dan memberikan profit bagi perusahaan.
KESIMPULAN
1.
Berdasarkan
hasil analisis regresi linier sederhana, semua variabel secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. Sehingga
apabila persepsi konsumen terhadapmasing-masing variabel semakin baik, maka
loyalitas konsumen juga semakin bertambah. Pada analisis ini, variabel harga
(X3) berpengaruh terbesar terhadap loyalitas konsumen.
2.
Berdasarkan
hasil analisis regresi linier berganda, semua variabel secara bersama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. Sehingga
apabila persepsi konsumen terhadap seluruh variabel semakin baik, maka
loyalitas konsumen juga semakin bertambah. Pada analisis ini, variabel layanan
konsumen (X4) berpengaruh terbesar terhadap loyalitas konsumen. Tingkatan kedua
adalah lokasi (X1), ketiga adalah harga (X3), keempat adalah promosi (X5),
kelima adalah atmosfer toko (X6), dan keenam adalah merchandise (X2).
3.
Peneliti
menggunakan perhitungan analisis regresi linier berganda sebagai hasil akhir,
karena Supermarket Sri Ratu Peterongan menjalankan semua variabel ritel. Dan
variabel ritel dalam konstruk bauran ritel tidak dapat dijalankan secara
terpisah, atribut tersebut harus dikombinasikan dan disinergikan agar dapat
merangsang konsumen melakukan pembelian ulang.
SARAN
1.
Menghadapi
tantangan perubahan pasar, maka upaya mengantisipasi pasar menjadi lebih rumit
dan sulit. Variabel yang perlu mendapat perhatian dari perusahaan adalah
variabel yang berpengaruh besar bagi loyalitas konsumen. Pada penelitian ini,
variabel yang berpengaruh terbesar adalah layanan konsumen, dengan demikian
penekanan pada setiap indikator sangat penting sekali untuk selalu
dipertimbangkan, seperti peningkatan kinerja sumber daya manusia, dan kualitas
fasilitas umum.
2.
Variabel
yang lain, seperti lokasi toko, harga, promosi, atmosfer toko, dan merchandise
juga memberikan pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen. Oleh karena itu,
indikator yang dianggap baik oleh konsumen perlu dipertahankan dan yang masih
dianggap kurang perlu ditingkatkan lagi kualitasnya.
Daftar
Referensi
-
Cox,
Roger, and Brittain, Paul. 2008. Retail: An Introduction (5th ed.). New Jersey:
Prentice Hall Internasional.
-
Dunne,
Patrick M., and Lusch R.F. 2008. Retailing (6th ed.). China: Thompson South
Western.
-
Ghozali,
Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS (Ed. Ke 4).
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
-
Griffin,
L. 2005. Customer Loyality: Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan
(Terj.). Jakarta: Erlangga.
-
Kotler,
Philip. 2005. Manajemen Pemasaran Jilid 2. Jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia.
-
Lubis,
Arlina N. 2004. Peranan Saluran Distribusi Dalam Pemasaran Produk Dan Jasa.
Medan: Universitas Sumatera Utara.
-
Ma’ruf,
Hendri. 2006. Pemasaran Ritel (Ed. Ke 2). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
-
Semuel,
Hatane. 2006. Ekspektasi Pelanggan dan Aplikasi Bauran Pemasaran terhadap
Loyalitas Toko Modern dengan Kepuasan Pelanggan Sebagai Intervening. Jurnal
Manajemen Pemasaran. Volume 1, Nomor 2, Halaman 53-64.
